Powered by Blogger.
RSS

HOMESCHOOLING, SEBUAH ALTERNATIF

Akhir-akhir ini, homeschooling mulai menjadi pilihan yang menarik bagi masyarakat dalam mendidik anak. Tidak hanya selebritis, kalangan berpendidikan tinggi, atau masyarakat golongan menengah atas saja, homeschooling sesungguhnya dapat di selenggarakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat yang menginginkannya.

Apakah homeschooling itu?

Homeschooling merupakan model pendidikan, dimana orangtua memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas proses pendidikan yang dijalani oleh anak-anaknya (Aar, Rumah Inspirasi). Dalam homeschooling, orangtua bertanggung jawab dalam menentukan proses dan arah pembelajaran anak-anaknya. Namun bukan berarti orangtualah yang harus berperan sebagai guru di semua pelajaran, walaupun bisa begitu jika memungkinkan. Jika tidak, pihak-pihak lain seperti guru privat, praktisi atau pelatih dapat diajak bekerjasama dalam membantu proses belajar anak sehari-hari.

Dalam prakteknya, sebagian keluarga ada yang memilih untuk bergabung dalam lembaga-lembaga yang menyelenggarakan komunitas homeschooling. Jadi, Lembaga-lembaga tersebut, yang selama ini dikenal sebagai ‘homeschooling yang sesungguhnya’ oleh masyarakat luas, sebenarnya merupakan komunitas yang membantu keluarga dalam menyelenggarakan homeschooling, dan bukan homeschooling itu sendiri.

Dalam penyelenggaraan homeschooling, bergabung dengan komunitas bukanlah sebuah keharusan. Keluarga bisa memilih untuk bergabung, menyelenggarakan homeschooling secara mandiri, atau bergabung dengan komunitas dalam hal-hal tertentu, mengikuti ujian misalnya.

Why Homeschooling?

Banyak alasan yang membuat keluarga akhirnya memilih homeschooling. Empat alasan yang paling bayak dikemukakan oleh keluarga Homeschoolers (sebutan untuk pelaku homeschooling, sering disingkat Hser) adalah adanya kekhawatiran terhadap pengaruh buruk lingkungan sekolah, seperti bulliying, narkoba, seks bebas,dll;
ingin membangun karakter anak dengan pola yang diinginkan, misalnya dengan porsi agama atau nilai moral yang tinggi; ketidakpuasan dengan institusi sekolah, termasuk kurikulum, metode belajar, dan birokrasinya; profesi orangtua yang menuntut keluarga harus sering berpindah tempat tinggal.

School at Home or Unschooling?

Ada banyak metode yang bisa dipilih sebagai model pembelajaran homeschooler, tapi kedua metode diatas adalah biasanya yang harus dipahami oleh keluarga yang baru memutuskan untuk homeschool, karena secara teknis berseberangan. Dalam metode School at Home, kegiatan belajarnya lebih mirip memindahkan sekolah ke rumah, karena kita harus menyusun kurikulum, harus ada sistem penilaian dan pencatatan kegiatan belajar, serta adanya jadwal yang jelas.

Sedangkan Metode unschooling merupakan kebalikannya, dimana kegiatan belajar tidak terikat pada kurikulum, tanpa jadwal dan tidak membutuhkan pencatatan kegiatan belajar atau penilaian hasil belajar. Anak belajar apa saja yang diminatinya, kapan saja dan dimana saja, orangtua berperan sebagai fasilitator atau pendamping.

Legalitas Homeschooling

Keberadaan homeschooling di Indonesia diakui dan diatur dalam UU N0. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jadi statusnya legal. Namun pada prakteknya para homeschooler masih sulit mendapatkan hak-haknya karena sebagian birokrat di bidang pendidikan sendiri belum memiliki aturan teknis yang jelas tentang homeschooling. Sebagai jalan keluarnya, homeschooler bisa mengikuti ujian kesetaraan paket A, B atau C untuk mendapatkan ijazah.

Alternatif lain dalam mencari legalitas adalah dengan mengikuti ujian di Cambridge International Examination (CIE) yang kantor perwakilannya ada di Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI). CIE adalah ujian internasional untuk mendapatkan sertifikasi. Sertifikat yang dikeluarkan Cambridge bertaraf internasional dan diakui dunia. Ujian yang disediakan setingkat dengan SD, SMP dan SMA.

How to Start?

Hal pertama dan yang paling utama dalam memulai homeschooling adalah menyiapkan mental dan hati. Karena homeschooling masih belum terlalu populer, terkadang hambatan justru datang dari kalangan terdekat. Keluarga besar, para tetangga dan handai taulan pasti akan mencecar dengan berbagai pertanyaan dan keraguan tentang keberhasilan homeschooling.

Jika mental dan hati sudah siap, bisa langsung memulai memilih metode apa yang akan dipakai dan browsing info sebanyak-banyaknya. Bergabung dengan komunitas sesama homeschooler juga penting untuk menambah wawasan tentang dunia homeschooling. Selanjutnya, bisa learning by doing, tidak perlu menunggu sampai benar-benar paham untuk memulai karena, insya Allah semua bisa terbuka satu persatu sambil dijalani.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

Nitaninit Kasapink said...

makasih banyak, mbak. masih banyak yang mau aku tanyain lagiii... hehe :D

Post a Comment