Powered by Blogger.
RSS

Chelsea Biyandika

Suatu hari, datang seorang gadis yang berniat untuk kos dirumahku. Sejak jadi alumni anak kos dan pulang ke Lampung, aku memang "naik pangkat" jadi ibu kos, karena mengelola rumah kos orang tuaku. Si gadis ini, yang mengaku bernama Chelsea Biyandika, berwajah lumayan cantik,berkulit bersih dengan rambut hitam agak ikal. Dia rupanya membaca iklan kos-kosan yang ku pasang di koran lokal.
Setelah ngobrol sebentar dan melihat kondisi kamar, dia setuju untuk kos dirumahku, dengan sistem pembayaran bulanan.
Seperti biasa, aku selalu berfikiran posistif terhadap semua orang, sebelum ada bukti yang membuatku harus berfikir sebaliknya. Termasuk ke anak-anak kos dirumah. Aku nggak punya alasan untuk nggak percaya, waktu dia si Chelsea ini bilang dia berasal dari palembang, dan di Lampung dalam rangka bekerja.

Tapi di hari ketiga dia kos dirumah, ada kejadian yang membuatku harus berubah fikiran.
Pada suatu pagi, Eka, salah seorang anak kos turun (kamarnya di lantai 2) dengan tergesa-gesa, agak panik campur mau nangis "bu..., dimana anak baru itu..??!!" katanya. " barusan keluar, nggak pamit, mungkin kerja" jawabku. Aku memang gak mau ganggu privasi anak-anak kos dengan banyak pertanyaan yang gak penting. " Dia itu pencuri bu..!!"kata Eka lagi , yakin..
"haa...??" apa yang hilang ? tanyaku..?
"uangku, tadi didompet ada 800 ribu, kutinggal mandi, pas selesai mandi cuma tinggal 200 ribu, aku yakin banget dia yang ngambil, soalnya nggak ada orang lain di kos, cuma ada dia" . Anak-anak yg lain memang pada sekolah semua.Cuma Eka yang sudah kuliah, dan uang itu sedianya untuk membayar SPP hari ini.

Hmm....praduga tak bersalah memang penting, tapi mencari kebenaran lebih penting lagi.
Berhubung si Chelsea nya lagi pergi, nggak bisa di tanya-tanya, aku memutuskan untuk membuka kamarnya pake kunsi cadangan dan memeriksa, kalo-kalo ada petunjuk.
Dikamarnya nggak ada yang mencurigakan, tapi ada sebuah buku,seperti agenda, di bawah meja. Aku buka buku itu, ada beberapa no handphone yang tertera. Aku memutuskan untuk menghubungi beberapa diantaranya, sekalian menyelidiki asal-usul si Chelsea ini.

Dan ternyata aku memilih no telpon yang tepat, karena yang kutelpon pertama kali adalah kakaknya. Dari keterangan si kakak inilah aku dapat beberapa fakta yang mengejutkan. Si Chelsea ini, ternyata bernama asli Dian novita (bukan nama sebenarnya), dan merupakan buron karena berkali-kali mencuri barang berharga di beberapa tempat kos sebelumnya.
Waduh...!!
Si kakak minta untuk menahan si Chelsea alias Dian, sampe dia datang bersama polisi untuk menjemputya, karena dia sudah nggak sanggup lagi menjaga dan mengganti barang-barang curian adiknya tersebut.
Btw, si kakak ternyata bekerja sebagai ART, nggak jauh dari rumahku.
Setelah penantian beberapa lama, akhirnya Chelsea pulang juga, dengan penampilan yang sudah berubah. Rambutnya jadi lurus dan berwarna coklat. Rupanya habis dari salon.
Segera, aku dan Eka yang sudah emosi jiwa, menginterogasi habis-habisan, awalnya berkelit dan bersumpah atas nama Tuhan, tapi setelah di desak lebih lanjut, dan di ceritakan tentang apa yang di ceritakan oleh kakaknya, akhirnya dia mengaku,bahwa memang dia sudah mengambil uang Eka, tapiii..uangnya sudah habis buat kesalon dan shopping. Ampuuun dah..! Eka jadi makin esmosi......

Sesuai amanat kakaknya, aku menahan Chelsea untuk tidak pergi kemana-mana pintu depan di kunci.Aku nggak tega kalo harus menahan di kamar,ntar melanggar HAM lagi..

Sore harinya , si kakak datang menjemput. aku persilahkan ke kamar kosnya, yang terletak di halaman belakang rumahku, tapi masih satu pagar.
dan ternyataa..kamarnya sudah kosong, setelah diperiksa, ternyata anak itu melarikan diri dengan cara lompat pagar di belakang rumah yang lumayan tinggi. Masya Allah..., tu anak nekat banget.
Dia meninggalkan selembar surat permohonan maaf, dan minta tolong jangan lapor polisi.
Speechless..., kepikiran juga karena pas kabur itu, dia cuma bawa uang lima ribu rupiah. Dompetnya sudah di geledah dan sisa uangnya sudah diambil sama Eka,yang masih berbaik hati memberikan lima ribu buat beli makan.
Akhirnya si kakak pun pulang tanpa hasil, sebelum pulang, dia cerita, bahwa si Chelsea eh, Dian, menjadi begitu karena tergoda mimpinya untuk menikmati hidup selayaknya orang-orang kaya. Padahal ayahnya hanya seorang tukang becak dan ibunya seorang ART, yang jelas tidak akan mampu memenuhi keinginannya. Jadilah Ia mencari jalan sendiri.

Chelsea sudah berlalu, walaupun tidak indah, tapi pengalaman ini tetap menorehkan hikmah.
agar aku lebih berhati-hati terhadap orang yang baru kukenal.
sebuah embelajaran, bagaimanapun, hidup apa adanya adalah yang paling baik dan paling nyaman daripada berlindung dibalik kepura-puraan yang menyesatkan.
Meningkatkan kemapanan nggak salah, tapi bekerja keras adalah cara yang paling ideal dan aman.

Betul nggak sodara-sodara..?


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS